Humor Palembang,Humor Bebas dan Tips Sehat

xiaomi

Bangsawan Ini Mandi Darah Perawan Agar Cantik Abadi

fashion wanita
popo

Seorang bangsawan terkenal dengan kisahnya yang suka mandi darah gadis perawan dengan kepercayaan cantik abadi ini terjadi pada kisah hidup Countess Elizabeth Bathory de Ecsed . Dia adalah sosok perempuan pembunuh berantai paling sadis sepanjang sejarah. Elizabeth diketahui telah meninggal dunia pada 21 Agustus 1614, 400 tahun lalu, di sebuah kamar sempit di Kastil Cachtice,tempatnya dikurung. Elizabeth meninggal di usia 45 tahun dengan kondisi telungkup, diruangan tertutup yang hanya menyisakan lubang kecil yang digunakan untuk memasukan makanan dan minuman. Semasa hidupnya , Elizabeth dikenal sebagai bangsawan tinggi Kerajaan Hungaria. Elizabeth hidup dengan tiga kaki yang konon katanya ketiga kaki tersebut digunakan untuk membantai 100 hingga 650 orang gadis yang nantinya darah gadis perawan itu diambil dan digunakan sebagai air pemandiannya pada 1585 hingga 1610. Menurut sejumlah laporan jika darah perawan korbannya itu dapat bermanfaat untuk membuatnya cantik abadi ‘Rahasia awet muda’. Sebab , darah gadis muda memancarkan cahaya kemudaan . Setiap harinya Countess Elizabeth ini selalu berendam di bak mandi yang berisi darah gadis perawan korbannya itu. Countess Elizabeth pun tak telat mencari tumbal perawan yang nantinya akan dia siksa di sebuah kastil kuno di atas bukit
hingga kini kastil tersebut pun memancarkan suasana horor dari Desa Cachtice, Slovakia. Kekejaman yang dilakukan oleh Countess Elizabeth ini berawal sejak dirinya 15 tahun dan saat beranjak dewasa, Countess Elizabeth Bathory de Ecsed menikah dengan bangsawan bernama Ferenc Nadasdy,pahlawan nasional Hungaria ketika berperang melawan Turki. Setelah menikah kedua pasangan ini tinggal di Istana Cachtice, sebuah kastil perbukitan yang menaungi Desa Cachtice di lembah di bawahnya. Namun belum berapa lama menikah, suaminya meninggal akibat sejumlah penyakit. Countess Elizabeth yang tinggals endirian di atas bukit yang sepi ini pun membuat dirnya mulai terpengaruh dengan satanisme atau aliran sesat. Countess Elizabeth memiliki keinginan untuk tetap cantik abadi walaupun hidup tanpa suami. Dan pada saat itu aliran pemuja setan yang diikutinya itu mempercayai jika gadis perawan bisa membuat Countess Elizabeth selalu cantik abadi.
Sejak itulah perawan – perawan di desa itu semakin hilang diculik Countess Elizabeth untuk dibunuh dan diambil darahnya. Namun hilangnya gadis-gadis bangsawan dengan cepat mendapatkan perhatian di kalangan kaum darah biru. Kabar itu pun sampai ke telinga raja hingga kejadian tersebut menjadi boomerang bagi kehidupan Countess Elizabeth . Dan pada 30 Desember 1610, pasukan tentara dibawah pimpinan Palatine Georgy Thurzo, yang merupakan sepupu Elizabeth sendiri, menyerbu kastil Cachtice di malam hari atas titah Raja Hungaria. Pasukan ini pun sangat terkejut melihat pemandangan mengerikan di dalam kastil itu. Prajurit menemukan mayat seorang gadis
yang pucat kehabisan darah tergeletak di atas meja makan, seorang lainnya yang masih hidup namun sekarat ditemukan terikat di tiang dengan kedua urat nadinya disayat hingga meneteskan darah. Ketika prajurit masuk di bagian penjara ditemukan belasan gadis yang sedang ditahan menunggu giliran dibunuh. Kemudian di ruang basement ditemukan lebih dari 50 mayat yang sebagian besar sudah mulai membusuk. Countess Elizabeth pun berhasil ditangkap oleh tiga pelayan , namun karena dia adalah sebagai petinggi kerajaan sehingga kebal hukum. Dan tragisnya ketiga pelayan itu pun habis disiksa oleh Countess Elizabeth sendiri. Namun pada akhirnya si Countess Elizabeth pun meninggal akibat reruntuhan kastil tempat dia menyiksa para korban itu. Elizabeth Bathory konon dikubur di Gereja St. Ladislav, yang masih kokoh berdiri sejak Abad ke-14. Namun tak ada satu pun yang pernah menemukan kuburnya. Bisa jadi,jasadnya dipindahkan ke Nagyesced, lokasi asal-usul nenek moyangnya yang kini berada di Hungaria. Desa Cachtice tersebut pun menjadi lebih tentram. Hingga kini terlihat jika desa itu menjadi lebih berkembang dengan banyaknya rumah-rumah besar,antena satelit di mana-mana, juga mobil-mobil SUV yang parkir ditepian jalan. Untuk mengenang bangsawan tinggi ini ditepi jalan dekat alun – alun pun di dirikan sebuah Patung kayu Countess Elizabeth Bathory de Ecsed. Kisah hidup Countess Elizabeth Bathory de Ecsed itu pun menjadi sebuah kisah yang menginspirasi sejumlah film , buku , dan situs oline. Bahkan penulis wisata, John Malathronas mengangkat kisah hidup Countess Elizabeth Bathory de Ecsed ini dalam novel nya yang berjudul ‘Dracula’ karya Bram Stoker pada 1897.
Tag : Sejarah
0 Komentar untuk "Bangsawan Ini Mandi Darah Perawan Agar Cantik Abadi"

Hosting Indonesia Hosting Indonesia
Back To Top