Humor Palembang,Humor Bebas dan Tips Sehat

xiaomi

Sejarah Tanaman Jagung Dan Penemuannya

fashion wanita
Wong PALI-
Tak ada yang tak mengenal jenis tanaman jagung ini. Tanaman kaya karbohidrat ini banyak dibudidayakan hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dalam pembudidayaannya, jagung membutuhkan waktu hidupnya selama 80-150 hari. Rata-rata tingginya mencapai 2 - 2.5 m, meskipun ada kultivar atau bibit unggulan yang dapat mencapai tinggi 12 m pada daerah tanam tertentu. 

Indonesia mengenal banyak istilah kata atau kata kiasan. Kata kiasan "seumur jagung" adalah mengambil contoh dari pertumbuhan jagung yang rata-rata usianya berkisar tiga sampai empat bulan. Namun bukan berarti tanaman ini berkembang biak seperti halnya pertumbuhannya yang singkat. Tahukah kamu kalau jagung ternyata adalah tanaman langka? Berikut petikan sejarah jagung yang saya kutip dari wikipedia ensiklopedi dunia.


Para arkeologi telah menemukan petunjuk-petunjuk mengarah pada budidaya jagung primitif di bagian selatan Meksiko, Amerika Tengah, yang diperkirakan sejak 7000 tahun silam. Sisa-sisa tongkol jagung kuno yang ditemukan di Gua Guila Naquitz, Lembah Oaxaca diperkirakan telah berusia sekitar 6250 tahun. Tongkol utuh tertua ditemukan di gua-gua dekat Tehuacan, Puebla, Meksiko, yang berusia sekitar 3450 SM. 

Bangsa Olmek dan Maya ditenggarai sudah membudidayakan jagung di seantero Amerika Tengah sejak 10.000 tahun yang lalu dan mengenal berbagai teknik pengolahan hasil jagung. Teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun yang lalu. Pada saat inilah berkembang jagung yang beradaptasi dengan suhu rendah di kawasan Pegunungan Andes. 

Sejak 2500 SM, tanaman ini telah dikenal di berbagai penjuru Benua Amerika. Kedatangan orang-orang Eropa sejak akhir abad ke-15 membawa serta jenis-jenis jagung ke Dunia Lama, baik ke Eropa maupun Asia. Pengembaraan jagung ke Asia dipercepat dengan terbukanya jalur barat yang dipelopori oleh armada pimpinan Ferdinand Magellan melintasi Samudera Pasifik. Di tempat-tempat baru ini jagung relatif mudah beradaptasi karena tanaman ini memiliki kemampuan suatu organisme beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang tinggi (plastisitas fenotipe).

Jagung mulai masuk Nusantara diperkirakan pada abad ke-16 yang dibawa oleh penjelajah Portugis. Di Indonesia (Nusantara), berbagai macam nama dipakai untuk menyebut jagung. Orang Jawa masa itu menamai jagung dengan nama jewawut besar. Kata "jagung" menurut Denys Lombard merupakan penyingkatan dari kata jawa agung, yang berarti "jewawut besar", nama yang digunakan orang Jawa. Beberapa nama daerah lainnya seperti jagong (Sunda, Aceh, Batak, Ambon), jago (Bima), jhaghung(Madura), rigi (Nias), eyako (Enggano), wataru (Sumba), latung (Flores), fata (Solor), pena (Timor), gandung (Toraja), kastela (Halmahera), telo (Tidore), binthe atau binde (Gorontalo dan Buol), dan barelle´ (Bugis). Di kawasan timur Indonesia juga dipakai luas istilah milu, yang jelas berasal dari milho, berarti "jagung" dalam bahasa Portugis.

Jagung budidaya dipercaya dari keturunan langsung sejenis tanaman rerumputan mirip jagung yang bernama teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun lalu oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. 

Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam.
Tag : Sejarah
0 Komentar untuk "Sejarah Tanaman Jagung Dan Penemuannya "

Hosting Indonesia Hosting Indonesia
Back To Top